Masalah Penelitian
MASALAH PENELITIAN
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya berkat
kemurahanNYA penyusunan Makalah masalah penelitian sebagai tugas akhir
semester mata kulia metodolgi penelitian ini dapat terselesaikan.
Pada dasarnya penelitian merupakan ikhtiaar manusia dalam
pemecahan masalah. Oleh karena itu, keberadaan suatu masalah merupakan syarat
yang tidak dapat ditawar-tawar bagi pelaksanaan penelitian. Tidak jarang kita
mendengar keluhan-keluhan dari para mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan
masalah yang mereka teliti sebagai karya tulis terakhir. Dalam makalah ini
penulis membahas bebarapa uraian mengenai masalah penelitian, bagaimana memilih
masalah penelitian, bentuk-bentuk masalah penelitian, dan objek penelitian.
Semoga makalah ini bisa menjadi jawaban dari kegelisahan kita semua sebagai
mahasiswa dan setiap orang yang bersentuhan dengan masalah penelitian.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki dan mampu memberikan yang lebih baik lagi untuk
karya-karya selanjutnya.
Tondano, Januari
2014
Penulis
Fernando
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Isi
Bab III
Pembahasan
Bab IV
Penutup
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian jenis apa pun titik tolaknya
tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian itu tidak dapat
dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah
harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu
disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainya berpangkal pada perumusan
masalah tersebut.
Di pihak
lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau dipandang enteng
oleh peneliti, calon peneliti, atau mahasiswa yang akan mempersiapkan skripsi,
tesis, atau desertasinya. Hal itu dapat dilihat pada usulan penelitian atau
proposal penelitiannya yang perumusan masalahnya tidak mantap sama sekali. Oleh
karena itu, uraian dalam bab selanjutnya akan memberikan banyak contoh serta
ulasan perumusan masalah dengan maksud agar pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman mengenai perumusan masalah, di sini juga dikemukakan
perinsip-perinsip perumusan masalah. Dalam makalah ini dikemukakan juga
tatacara perumusan masalah sehingga atas dasar itu para pembaca diharapkan
kelak secara mantap dapat merumuskan masalah penelitiannya sendiri.
Berkaitan
dengan hal di atas, bab selanjutnya mengenai pembahasan akan membahas secara
berturut pembatasan masalah studi melalui focus, model perumusan masalah,
diakhiri dengan cara perumusan masalah penelitian.
BAB
II
ISI
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah fokos
penelitian, tepat seperti namanya yaitu suatu masalah yang ingin diteliti oleh
peneliti. Masalah penelitian sering dinyatakan sebagai pertanyaan penelitian.
Di sini kita akan membahas tentang sifat dari pertanyaan penelitian dan
karakteristiknya. Juga beberapa cara untuk menjernihkan hal-hal yang tidak
jelas dalam pertanyaan penelitian. di akhir kita menampilkan beberapa prinsip
etik penting sebagai pertimbangan
peneliti.
Apa
yang dimaksud dgn masalah penelitian?
Masalah penelitian adalah masalah
yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa saja yang ditemukan tidak
memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang harus diubah,
apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang
menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki,
kesulitan yang ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan
penelitian
Biasanya Masalah penelitian awalnya
bersifat pertanyaan penelitian yang disajikan sebagai fokus penelitian.
Berikut ini adalah contah
pertanyaan penelitian dalam penelitian pendidikan:
·
Apakah terapi yang berpusat pada klien lebih
memuaskan dibandingkan terapi tradisional?
·
Apakah deskripsi orang dalam buku teks penelitian sosial Tidak seimbang?
·
Apa yang
rata2 terjadi di ruang kelas sekolah dasar selama sepekan?
·
Apakah guru berprilaku berbeda terhadap siswa yang
berbeda gender?
·
Bagaimana kita memprediksi siswa mana yang mungkin
memiliki masalah belajar dalam suatu mata pelajaran?
·
Apa yang dirasakan orang tua tentang bimbingan
konseling sekolah ?
·
Bagaimana
seorang kepala sekolah memperbaiki moral staf pengajar?
Yang menjadi persamaan dari semua
pertanyaan diatas adalah kita dapat mengumpulkan data untuk menjawabnya,
itulah yang membuatnya bisa diteliti.
contohnya peneliti dapat mengukur kepuasan klien yang mnerima metode terapi
yang berbeda. Atau peneliti dapat mengamati dan mewawancarai untuk
mendeskripsikan fungsi dari ruang kelas sekolah dasar.
Sekali lagi,yang membuat pertanyaan
itu bisa diteliti jika terdapat informasi yang bisa kita kumpulkan untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimanapun ada jenis pertanyaan lain yang
informasinya tidak bisa kita kumpulkan contohnya 2 pertanyaan berikut ini :
·
Haruskah filosofi dimasukan dalam kurikulum sekolah
lanjutan?
·
Apa arti kehidupan ?
Mengapa pertanyaan ini tidak bisa
diteliti ? apa yang menghalangi kita sehingga
tidak bisa mengumpulkan informasi untuk menjawabnya? jawabannya
sederhana, analisa akhir dari kedua pertanyaan tersebut adalah tidak bisa
diteliti, tidak ada cara untuk mengumpulkan informasi untuk menjawab kedua
duanya.
Petanyaan pertama adalah tentang
nilai, itu menyatakan dugaan benar dan salah, patut dan tidak patut dan tidak
mempunyai referensi empiris.
Tidak ada yang setuju dengan kata
‘should’ bagaimana kita menentukan secara empiris sesuatu itu ‘seharusnya’
dilakukan atau tidak ? data apa yang dapat kita kumpulkan? tidak ada cara untuk
melanjutkan penelitian.
tapi jika pertanyaan diubah menjadi
apakah menurut orang-orang filosofi seharusnua dimasukan dalam kurikulum
sekolah lanjutan? pertanyaan ini bisa diteliti. Mengapa? karena sekarang kita
bisa mengumpulkan data untuk menjawabnya.
Karakteristik
pertanyaan penelitian yang baik
Setelah pertanyaan penelitian
dirumuskan ,peneliti akan mengubahnya kedalam pertanyaan yang baik, pertanyaan
penelitian yang baik memiliki 4 karakteristik penting yaitu :
1. Pertanyaan
itu mudah (bisa diteliti tanpa menghabiskan banyak waktu,tenaga dan uang)
2. Pertanyaan
itu jelas
3. Pertanyaan
itu signifikan (berharga untuk diteliti karena akan memberikan kontribusi
pengetahuan penting tentang kondisi manusia )
4. Pertanyaan itu
sopan (tidak mengakibatkan gangguan fisik atau psikologi pada orang atau
lingkungan social dimana dia berada)
Mari kita membahas tiap
karakteristik ini satu persatu secara lebih detail.
Pertanyaan penelitian haruslah mudah
Hal penting dalam merancang penelitian
adalah kemudahan.sebuah pertanyaan mudah bisa kita teliti dengan sumber sumber
yang tersedia. Beberapa pertanyaan (seperti yang mengenai pengamatan
jarak,contohnya penelitian tentang pengaruh jangka panjang dari program khusus
seperti ‘Head start’) membutuhkan waktu dan biaya yang besar dibandingkan
dengan penelitian lainya. Sayangnya lapangan pendidikan tidak seperti
kedokteran,bisnis, hokum,pertanian,farmatologi atau militer yang tidak prnah
menetapkan usaha penelitian yang terikat dengan praktek. Kebanyakan penelitian
yang dilakukan disekolah atau institusi pendidikan sepertinya dilakukan oleh
‘orang luar’ sering professor universitas dan siswanya dan biasanya hanya jika
didanai oleh bantuan sementara. Jadi tidak adanya kemudahan sering membatasi
usaha penelitian.
Pertanyaan penelitian haruslah
jelas
Karena pertanyaan penilitian
merupakan focus penyelidikan maka sangatlah
penting jika pertanyaan itu jelas. Apa sebenarnya yang akan diteliti?
Mari kita mempertimbangkan dua contoh pertanyaan penelitian yang kurang jelas
berikut ini.
Contoh 1 apakah sebuah kelas yang
berorientasi humanistis efektif? meskipun ungkapan ‘berorientasi humanistis
efektif’ terlihat sangat jelas, banyak orang sesungguhnya tidak yakin apa
artinya. Jika kita bertanya ‘apa itu orientasi humanis efektif?’ kita mulai
menemukan bahwa tidak semudah yang kita pikirkan untuk mendeskripsikan
karakteristik pentingnya.apakah yang terjadi di sebuah kelas berbeda dengan
yang terjadi di kelas kelas lainnya ?apakah guru guru menggunakan bermacam
macam strategi ? apakah mereka mengajar ? dalam kegiatan kegiatan apa saja
siswa berpartisipasi?harus seperti apa ruangan kelas itu? Bagaimana dengan
pengaturan tempat duduk ,contohnya? Materi apa yang digunakan ? apakah ada
banyak variasi yang bisa kita temukan dari kelas ke kelas berupa strategi yang
dibuat guru untuk kegiatan siswa? Apakah materi tersedia dan bervariasi ?
Hal lain dari pertanyaan ini juga
ambigu, seperti ‘apa yang dimaksud dengan efektif?’ apakah itu berarti ‘hasil
dari penimgkatan akademik’ ‘ hasil dari lebih senangnya anak ?’ ‘membuatnya
lebih mudah bagi guru?’ atau ‘ biayanya murah?’ mungkin ini semua maksud dari
efektif atau bahkan lebih.
Contoh 2. bagaimana guru merasakan
kelas kelas khusus yang secara pendidikan terhambat? Bagian pertama yang perlu
diklarifikasi adalah ‘guru’ kelompok umur berapakah yang termasuk? Tingkat
pengalaman apa yang dimaksud? (apakah guru yang masih dalam masa percobaan
termasuk ?) apakah semua guru baik dari sekolah umum maupun sekolah khusus termasuk
? apakah semua guru dalam negeri termasuk atau hanya dalam daerah tertentu ?
apakah ini merujuk pada guru yang tidak mengajar kelas khusus sebaik mereka
yang mengajar kelas khusus?
Ungkapan “dirasakan tentang” juga
ambigu. Apakah itu artinya pendapat? Reaksi emosional? Apakah suatu saran
tindakan? Atau apa? Kata “kelas khusus” dan “ secara pendidikan terhambat” juga
perlu diperjelas. Contoh definisi sah dari siswa yang secara pendidikan
terhambat adalah : anak denggan kondisi belajar khusus atau penyakit
perilaku,tidak mampu beradaptasi dengan situasi kelas normal,penyakit ini
berhubungan dengan hambatan otak atau gangguan emosional dan mestinya tidak
dikarenakan keterlambatan mental,kerugian cultural dan masalah bahasa asing.
Pertanyaan penelitian harus signifikan
Pertanyaan penelitian haruslah
bermanfaat untuk diteliti. Intinya kita harus mempertimbangkan apakah
pertanyaan tersebut cukup bernilai untuk kita habiskan waktu, tenaga dan biaya
untuk mendapatkan jawabannya?
Salah satu tugas penting untuk setiap
peneliti adalah memikirkan nilai dari penelitian yang dimaksud sebelum banyak
persiapan selesai. Ada tiga pertanyaan penting tentang pertanyaan penelitian
yaitu :
1. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memajukan
pengetahuan di bidang saya?
2. Bagaimana
jawaban dari pertanyaan ini bisa memperbaiki praktek pendidikan?
3. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa
memperbaiki kondisi manusia?
Etika
dan penelitian
Pernyataan prinsip-prinsip etika
Keputusan untuk menjalankan
penelitian bersandar pada pertimbangan keputusan seorang pendidik tentang cara
terbaik untuk memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan kesejahteraan
manusia. Setelah membuat keputusan untuk
meneliti, peneliti harus mempertimbangkan petunjuk alternative energy
penelitian dan sumber yang akan diteliti. Dasar penrtimbangan pendidik yaitu
meneliti dengan mengharhai dan memperhatikan martabat dan kesejahteraan org
yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
Dalam merencanakan penelitian
peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk membuat evaluasi sesuai
dengan prinsip etika yang bisa diterima,
mempertimbangkan perlindungan subjek yang mungkin beresiko,bertanggung jawab
untuk menjamin perlakuan etik dalam penelitian,membuat
persetujuan yang jelas dengan peserta penelitian dan menghormati semua janji
dan komitmen dalam persetujuan, menentukan tidak adanya suatu yang tersembunyi
atau kecurangan,peneliti menghargai kebebesan individu untuk menolak
berpartisipasi dalam penelitian kapan saja,melindungi peserta dari
ketidaknyamanan fisik dan mental/bahaya yang muncul akibat prosedur
penelitian,setelah data dikumpulkan,peneliti menyampaikan informasi tentang
penelitian pada peserta untuk menghindari perbedaan pemahaman yang muncul,
ketika menghasilkan konsekuensi yang tidak diharapkan bagi peserta maka
peneliti brtanggung jawab mendeteksi dan mengoreksinya termasuk pengaruh jangka panjang.
Pernyataan tentang prinsip prinsip
etika yang disajikan diatas menawarkan tiga hal penting yang dialamatkan bagi
peneliti
Perlindungan peserta dari bahaya,menjamin
kerahasiaan data penelitian, bagaimana kepentingan subjek yang termasuk dalam
data penelitian dilindungi.
BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian.
Suatu masalah tidak dapat dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut
dapat dijawab dengan “yah” atau “tidak”.
Untuk dapat merumuskan
masalah penelitian secara tajam peneliti harus:
-
Menguasai
teori
-
Banyak
membaca
-
Memiliki
daya observasi yang jeli
-
Mengetahui
pendekatan apa yang digunakan dalam memecahkan masalah
-
Pendekatan
tergantung pada masalah penelitian
Masalah penelitian tidak pernah berdiri
sendiri melainkan selalu terkait, terdapat kontelasi dengan factor-faktor lain.
Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi, social, dan budaya.
Hal-hal inilah yang merupakan latar belakang suatu penelitian. Secara
operasional, suatu gejalah baru dapat dikategorikan sebagai masalah bila
gejalah tersebut berada dalam situasi tertentu. Seorang pejalan kaki yang
berjalan di atas trotoar di jalan yang masih ramai bukan merupakan suatu
masalah, namun akan menjadi masalah bila pejalan kaki ini berjalan di tengah
jalan ramai atau di tengah jalan tol. Masalah adalah variabel yang menjadi tema
pokok penelitian atau juga bisa disebut kasus yang menjadi fokus penelitian.
(moleong 2007:92).
Suatu variabel atau kasus menjadi
permasalahan penelitian jika terjadi kesenjanganantara kenyataan dan harapan
dari variabel atau kasus yang akan diteliti.
A. Masalah penelitian
Masalah bisa didefinisikan sebagai
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, atau kesenjangan antara teori dan
praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau sesuatu yang memerlukan
jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya masalah dapat menggambarkan
kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan
o
Kualitas
masalah
Setidaknya ada dua
kualifikasi masalah yang baik, yakni mempunyai nilai penelitian dan layak untuk
diteliti. Masalah itu harus memiliki nlai penelitian, yakni dapat diuji,
orisinal, dan urgen untuk diteliti, serta dapat memberikan kontribusi terhadap
pembangunan ilmu, kebijakan atau sebangsanya. Kemudian masalah juga harus
didukung oleh data dan tidak ada kendala bagi peneliti untuk mengakses data
tersebutdari sumber-sumber primernya.
o
Macam-macam
masalah
-
Model
komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan untuk membandingkan satu atau
lebih variabel dalam dua kelompok sampel. Seperti, Adakah perbedaan
produktifitas pemasaran antara karyawan tetap dengan karyawan kontrak? Dan yang
sebangsanya
-
Model
asosiatif dikembangkan untuk penelitian yang bertendensi untuk menjelaskan
pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti, Apakah motivasi
berhubungan dengan prestasi menulis puisi? Apakah strategi pembelajaran
mempengaruhi prestasi menulis puisi?
o
Kapan
terjadi masalah
Masalah terjadi apabilah:
-
Bila
ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita
-
Bila
ada hasil-hasil yang bertentangan
-
Bila
ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.
(McGuigan dalam Mahsun 2005:5)
o
Dimanakah
sumber masalah
Sumber masalah didapat dari:
-
Pengalaman
dan pengamatan
-
Keputaskaan
yang relevan dengan studi kita
-
Mata
kuliah yang kita programkan
-
Jurnal,
buku, abstrrak dan majalah
-
Seminar
-
Skripsi,
tesis dan desertasi
-
Pakar
dan teman sejawat
o
Bagaimanakah
rumusan yang baik
Fraenkel dan Wallen 1990:22
(dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:90) mengemukakan bahwa masalah penelitian
yang baik adalah:
1. Masalah harus feasible,
dalam arti maslah tersebut harus dapat dicarikan dalam arti masalah tetsebut
harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, trdak barnyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
2. Masalah harus jelas, yaitu
semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap rmasalah tersebut.
3. Masalah harus signifikan,
dalam arti jawaban atas masalah itu harus mernberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis, yaitu
tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis melakukan penelitian yang berkenaan
dengan agama , uku, atau keyakinan adat istiadat dari kelompok masyarakat
tertentu.
Tuckman
1988 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:9) menambahkan rumusan masalah yang
baik adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih (menurut penulis
tidak harus), dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya,atau alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan.
Misalnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada hubungan
antara ... dengan ... yaitu;
·
Didukung
oleh latar belakang masalah dan penjelasan mengenai pentingnya masalah diteliti.
·
Memuat
variabel-variabel dan kaitan antar variaber yang menjadi perhatian peneliti
·
Memberikan
penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual& operasional)
CONTOH:
1. Apakah ada
pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar menulis narasi sisrwa
SD?
2. Apakah ada
hubungan positif antara kemampuan kosa kata dan hasil belajar mengarang
deskripsi siswa SMP?
3. Apakah
terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman makna puisi antara siswa yang
belajar dengan metode X dan siswa yang belajar dengan rnetode Y ?
Penelitian merupakan bagian
dari pemecahan masalah. Lalu apa sebenarnya masalah penelitian itu? Masalah penelitian sccara umum dapat
diartikan sebagi suatu kesenjangan (Gap) antara yang seharusnya dengan apa yang
terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau tetjadi dengan
yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pada
hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari
jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang
muncul pada bidang tertentu.
Meskipun masalah penelitian
itu selalu ada dan banyak, belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah
penelitian jika kita tidak memiliki kepekaan terhadap masalah penelitian.
Kepekaan dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian. Minat dan pengetahuan
atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Ptofesi
Ptofesi
atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan
penelitian. Semakin sering seseorang memaparkan masalah-masalah yang betkaitan
dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berrninat untuk
menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
keahlian
khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah
yang berkaitan dengan keahliannya, Misalnva, seorang guru sastra akan lebih
peka terhadap masalah-masalah pembelajaran sastra di sekolah (murid ogah-ogahan
belaiar kesusasteraan)
3. Akademis
Seseorang
yang telah mengalami program pendidikan yang tinggi biasanya telah mendalami
tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan Ilmu ini, orang
tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan praktik
kehidupan sehari-hari
Seseorang
yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik kehidupan
sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang
yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya terhadap
masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau
Kepustakaan
Membaca
dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang,sehingga
wawasannya akan semakin luas dan semakin
mampu menggunakan penalaran dan pola berpikir keritisnya semakin berkembang.
Dengan berpikir keritis ini selanjutnya akan meningkatkan kepekaan seseorang
terhadap masalah.
B. MEMILIH MASALAH PENELITIAN
Banyaknya masalah penelitian
yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih
masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal
yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah
bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu
sendiri.
Sebelum memilih masalah,
terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian. Untuk menentukan
topik peneLitian seorang peneliti harus terlebih dahulu rnenanyakan pada diri sendiri
tentang beberapa pertanyaan berikut:
“Apakah topik tersebut dapat
dijangkau/dikuasai (manageable topic)?"
"Apakah
bahan-bahan/data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut
penting untuk diteliti (significancy of topic)?"
“Apakah topik tersebut
menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?"
Setelah topik ditentukan
selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik
tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian:
1. Masalah masih baru
"Masalah
masih baru" yaitu masalah tersebut belum pernah diungkap atau ditehu oleh
orang lain dan topik masih hangat di masyaratakat. Usaha yang dilakukan sebelum
menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian
maupun media elektronik tentang penelitian tetkuni.
2. Aktual
Aktual
berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadidi masyarakat. Untuk
itu sebelumnya peneliti tersebut l harus melakukan survey dan memang menemukan
masalah tersebut.
3. Praktis
Masalah
penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, aranya hasil penelitian
harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau
penghamburan sumber daya tanpa manfaat ptaktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah
penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas, tetapi juga
tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang
kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah peneiitian yang
tetlalu sempit akanmemberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan
peneliti
Seseorang
yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan
kemampuan di bidang yang akan diteliti jika tidak, hasil penelitiannya kurang
dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah
Masalah-masalah
yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat
istiadat sebaiknya dipertimbangkan karena mungkin akan banyak menemukan
hambatan dalam pelaksanaan penelitian nanti.
7. Ada yang mendukung
Setiap
penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan
darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah
penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung,
baik pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan beberapa
pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, maka
peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan agar masalah yang diteliti layak
dan relevan.
1. Apakah masalah yang akan
diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut
benar-benar ada di masyarakat?
3. Seberapa jauh masalah
tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi
kelompok tertentu?
5. Apakah masalah tersebut
berhubungan dengan masalah humaniora, sosial, kesehatan atau ekonomi?
6. Apakah masalah tersebut
berhubungan dengan akativitas program yang ditekuni?
Dengan beberapa pertimbangan
dan petanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian
yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupult praktis.
C. BENTUK-B ENTUK MASAIAH
PENELITIAN
Bentuk-bentuk masalah
penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Hal ini disebabkan oleh karena pada dasamya hasil penelitian nanti digunakan
untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan hal
tersebut maka bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah
deskriptif komparatif, dan asosiatif.
a. Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif
adalab suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang
berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan veriabel itu dengan
variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjuutnya dinamakan
penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif
1) Seberapa baik kinerja
kabinet Gotong Royong?
2) Bagaimanakah sikap
masyarakat terhadap Perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas
kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
4) Seberapa tinggi tingkat
kepuasan dan apresiasi masyatakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di
bidang kesehatan?
Dari beberapa contoh di atas
tetlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau
lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah kompatatif dan asosiatif ).
Penelitian yang bermaksud
mengetahui kinerja kabinet Gotong Royong, sikap masyarakat terhadap perguruan
tinggi berbadan hukum, efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat
kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah dibidang,
kesehatan adalah contoh penelitian deskriptif.
b. Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif
adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan
satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada
waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah perbedaan
produktivitas kerja antara Pegawai Negeri BUMN dan Swasta? ( satu variabel pada
3 sampel).
b) Adakah kesamaan cara promosi
antara perusahaan A dan B?
c) Adakah perbedaan, kemampun
dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta Nasional, dan perusahaan asing (dua
variabel, pada dua sampel).
d) Adakah perbedaan kenyamanan
naik kereta Api dan bus menurut berbagai
kelornpok masyarakat?
e) Adakah perbedaan daya tahan
berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan desa, gunung (satu variabel
pada 3 sampel)
f) adakah perbedaan tingkat
kepuasan masyarakat kabupaten A dan B dalam hal pelayanan kesehatan?
g) Adaklah perbedaan kulaitas
manajemen antara bank Swasta dan Bank Pemerintah?
c. Permasalahan Asosiatif
Permasiilahan asosiatif
adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu; hubungan simetris, hubungan
kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
a. Hubungan Simetris
Hubungan
simetris adalah suatu hubungan anrara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan
masalahnya adalah sebagai berkut:
a) Adakah hubungan antara
banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang datang? Hal ini bukan berarti
yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung (di pedesaan Jawa tengah ada
kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung prenjak, maka diyakini akan
ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu
b) Adakah hubungan antara
banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
c) Adakah hubungan antara warna
rambut dengan kemampuan memimpin?
d) Adakah hubungan antara
jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
e) Adakah hubungan antara
banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?
b. Hubungan Kausal
Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a) Adakah pengaruh sistem
penggajian tethadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh
kepemimpinan nasional terhadap perilaku masyarakat?
c) Seberapa besar pengaruh tata
ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyarwan?
d) Seberapa besar pengaruh
kurikulum, media pendidikan, dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang
dihasilkan dari suatu sekolah?
Contoh judul
penelitiannya:
a) Pengaruh insentif terhadap
disiplin kerja karyawan di departemen X.
b) Pengaruh gaya kepemimpinan
dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di Departetnen X.
Contoh pertama
dengan satu variabel independen dan contoh kedua dengan dua variabel
independen.
c. Hubungan interaktif /
tesiptocal / tirnbal balik
Hubungan interaktif adalah
hubungan yang saling mempengaruhi, Di sini tidak diketahui mana variabel
independen dan dependen.
Contoh:
a) Hubungan antara motivasi dan
prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi ptestasi dan iuga
ptestasi mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan
dengan kekayaan. kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian iuga orang yang
kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
OBJEK PENELITIAN
Dalam memilih, menetapkan
masalah atau objek penelitian, perlu diajukan pertanyaan:
. Apakah masalah ini
penting?
. Kalau penting, apakah
kepentingannya untuk diri sendiri atau penting bagi masyarakat yang
berkecimpung dalam bahasa dan sastra, atau bagi pengembangan ilmu bahasa dan
sastra
mengapa masalah ini saya
anggap menarik?
Berapa banyak pengetahuan
saya tentang masalah ini?
Apakah saya mampu
melaksanakan tentang masaiah ini?
Apakah tersedia bahan penunjang
di perpustakaan?
Apakah rnasalah ini sesuai
dengan disiplin ilmu yang saya tekuni?
Apakah masalah ini sesuai
dengan dana dan waktu yang tersedia?
Masalah:
Rumuskan,masalah secara
jelas, singkat, termasuk konsep-konsep yang digunakan.
Masalah dibatasi, bagian
mana yang digarap, mengapa bagian itu yang diambil
Gambatkan pentingnya
masalah:
o Sumbangannya terhadap
petkembangan ilmu
o kegunaan paktis bila ada
o Hubungan dengan penelitian
lain
o kegunaan yang lebih umum
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian.
Suatu masalah tidak dapat dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut
dapat dijawab dengan “yah” atau “tidak”. Masalah penelitian tidak pernah
berdiri sendiri melainkan selalu terkait, terdapat kontelasi dengan
factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi,
social, dan budaya.
Masalah penelitian sccara
umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (Gap) antara yang seharusnya
dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada
atau tetjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan
kenyataan. Pada hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk pertanyaan
yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau
kesulitan yang muncul pada bidang tertentu.
B.
Saran
Dalam menyusun pertanyaan penelitian baiknya
memperhatikan beberapa karakter yakni
-
Pertanyaan penelitian haruslah mudah
-
Pertanyaan penelitian haruslah jelas
-
Pertanyaan penelitian harus signifikan
Dalam
merencanakan penelitian peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk membuat
evaluasi sesuai dengan prinsip etika
yang bisa diterima, mempertimbangkan perlindungan subjek yang mungkin
beresiko,bertanggung jawab untuk menjamin
perlakuan etik dalam penelitian,membuat persetujuan yang jelas dengan
peserta penelitian dan menghormati semua janji dan komitmen dalam persetujuan,
menentukan tidak adanya suatu yang tersembunyi atau kecurangan,peneliti
menghargai kebebesan individu untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian
kapan saja,melindungi peserta dari ketidaknyamanan fisik dan mental/bahaya yang
muncul akibat prosedur penelitian,setelah data dikumpulkan,peneliti
menyampaikan informasi tentang penelitian pada peserta untuk menghindari
perbedaan pemahaman yang muncul, ketika menghasilkan konsekuensi yang tidak
diharapkan bagi peserta maka peneliti brtanggung jawab mendeteksi dan
mengoreksinya termasuk pengaruh jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Densin norman dan Lincoln yvonna.
2009. Handbook of qualitative research. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Djojosuroto dan Trijnato.2010. metodologi
penelitian ilmia. Yogyakarta. Graha Cendekia
Mahsun, M.S. 2005. Metodologi
penelitian bahasa. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Moleong lexi.2007. Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
http://jollydaud.blogspot.com/2013/08/masalah-penelitian.html
Komentar
Posting Komentar