Teori Jerome Bruner
v
Teori Jerome Bruner
Pendirian yang terkenal yang dikemukakan
oleh J. Bruner ialah, bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarakan dengan
efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak dalam
setiap tingkat perkembangannya. Pendiriannya ini didasarkan sebagian besar atas
penelitian Jean Piaget tentang perkembangan intelektual anak.
Berhubungan dengan hal itu, antara lain:
Menurut Bruner, dalam prosses
belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
- Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap ini, seorang siswa yang
sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari.
2.
Tahap transformasi (tahap pengubahan
materi)
Dalam tahap ini, informasi yang
telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk
yang abstrakatau konseptual.
3.
Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa
menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi
dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi
Kurikulum spiral
J. S. Bruner dalam belajar
matematika menekankan pendekatan dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam
belajar mengajar matematika adalah menanamkan konsep dan dimulai dengan benda
kongkrit secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi (sesuai
dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan
menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika. Penggunaan konsep
Bruner dimulai dari cara intuitif keanalisis dari eksplorasi
kepenguasaan. Misalnya, jika ingin menunjukkan angka 3 (tiga) supaya
menunjukkan sebuah himpunan dengan tiga anggotanya.
Contoh himpunan tiga buah mangga.
Untuk menanamkan pengertian diberikan 3 contoh himpunan mangga. Tiga mangga
sama dengan mangga.
Alat-Alat Mengajar
Jerome Bruner membagi alat
instruksional dalam 4 macam menurut fungsinya.
- alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”. Yaitu menyajikan bahan-bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll.
- Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi juga eksperimen atau demonstrasi, juga program yang memberikan langkah-langkah untuk memahami suatu prinsip atau struktur pokok.
- Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup, untuk memberi pengertian tentang suatu ide atau gejala.
- Alat automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran berprograma, yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi ballikan atau feedback tentang responds murid.
Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar
Penerapan teori belajar Bruner dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan:
- Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran.
- Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep. Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan?
3.
Berikan satu pertanyaan dan biarkan
biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/
sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut?
- Ajak dan beri semangat si belajar untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya. Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan yang dapat memandu si belajar untuk berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita W,1995 dalam Paulina panen, 2003 3.16)
Komentar
Posting Komentar